Langsung ke konten utama

PROGATE - WEEK 2 ( DESIGN THINKING)

 DESIGN THINKING

Minggu ini, saya belajar tentang Design thinking. Design Thinking merupakan sebuah proses yang memiliki thapan yang berulang-ulang untuk melakukan improvisasi agar dapat menghasilkan produk atau aplikasi yang baik sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh users atau pengguna. Terdapat lima tahap Design Thinking yaitu: 

 

 1. Emphatize 

    Tahap pertama ini digunakan untuk mendapatkan pemahaman secara empatik dari permasalahan yang ingin dipecahkan. Pada tahap ini dilakukan pendekatan terhadap customer, pendakatan ini dapat berupa wawanacara atau Emphatize Interview. Pertanyaan seperti apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh mereka. Pendekatan dengan menggunakan metode wawancara ini dilakukan agar dapat mengetahui permasalah apa yang benar-benar ingin diselesaikan dapat berjalan sesuai rencana dan berjalan dengan lancar. 

    Selain dengan melakukan wawancara, terdapat beberapa cara untuk mendekatkan dan mendapatkan permsalahan yang akan diselesaikan yaitu dengan cara melakukan sebuah Observasi. Dalam tahap observasi ini kita bisa meminta merekam saat sedang menggunakan produk, ya seperti testimoni yang biasa dikenal pada kalangan warga sekitar. Yang terakhir, perlunya kita buat sebuah map problem dari map problem itu bisa dibuat dalam applikasi bernama miro yang berisi brainstroming untuk menentukan apa saja yang dapat menyelesaikan permasalahan tersebut. Hasil dari map problem itu adalah dihasilkannya sebuah klasifikasi sebuah permasalahan mana yang penting dan dapat di dahulukan dan mana yang tidak penting.

2. Define 

    Setelah dapat empati dari sebuah permasalahan itu selanjutnya kita dapat melakukan step selanjutnya yaitu DEFINE, artinya kita dapat mendefinisikan inti dari permsalahan itu. Pada step ini, terdapat tiga inti dari semuanya atau disebut dengan "Turn Problem Into Opportunity". 

     Ketiga hal penting dalam step ini adalah antara lain; How Might We, For, In Order to. Artinya ketika ketika memikirkan Bagaimana caranya ketika tembakan atau sugesti kita atau seseorang tidak memiliki jawabannya maka kita harus mengexplor untuk mencari solusi dari permasalahn tersebut. Selanjutnya, ketika udah memiikirkan sugesti dan solusi kita perlu memikirkan dan perlu menggabungkan beberapa ide atau sugesti tadi mana yang bisa dipakai untuk memikirkan permasalahan yang kita alami. Dalam penulisan HMW ini terdapat satu rumus yang dapat menggambarkan HMW itu dapat berjaln dengan baik atau tidak yaitu ketika HMW dipasangkan dengan "Action Word" + Challenge. Step kedua ini dilakukan secara bersama sama agar dapat mendapatkan insight yang banyak.

3.  Prototype, Implement, Test 

      Terakhir dalam tahap ini adalah Prototype, Test, Implemet. Setelah menjawab pertanyaan dari sebuah permsalahan tahap selanjutnya ialah pada tahap Prototype. Pada tahap ini, terdapat beberapa jenis dari prototype ini. Jenis yang pertama ialah physical artinya prototype dibuat dengan cara handmade atau buatan tangan dari manusia bisa dibuat dari kardus atau semacamnya. Tipe ini sangat memudahkan bagi orang yang belum dapat mempunyai dasar pengetahuan tentang prototype digital. Selanjutnya, ada proptotype Digital prototype ini sering digunakan dan di dengar oleh orang banyak karena prototype ini dibuat dengan cara mudah tanpa menempelkan atau membuat secara handmade. Terakhir, yaitu Service Prototype tipe ini biasanya ditemukan pada bidang-bidang keselamatan. 

     Pada tahap selanjutnya kita akan masuk pada tyahap terakhir yaitu implementasi dan testing. Ketika prototype ini sudah dibuat, tahap implementasi lah yang akan dijalankan, tahap implementasi ini dapat digunakan dengan cara mengoding atau memebuat sesuai dengan prortotype agar sesuai dengan keinginan dan tujuan tertentu. Finally, kita masuk ke tahap testing artinya ketika kita sudah menjalankan implementasi itu berarti kita perlu adanya sebuah tahap untuk meng-testing apakah hasil dari implementasi itu berjalan sesuai keinginan dan tujuan atau tidak sehingga menjadi sebuah output berupa evaluasi agar dapat digunakan dan dapat di implementasikan ulang sesuai dengan hasil evaluasi tadi. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Studi Kasus 6 - Rekayasa Kebutuhan (D)

STUDI KASUS 6 RK D : BRD AIRBNB BUSINESS REQUIREMENT DOCUMENT (BRD)  DOCUMENT  Dokumen ini dibuat merupakan untuk memenuhi tugas Rekayasa Kebutuhan D yang dibuat oleh:  Julietta Anastasia Robiah Br Panjaitan (05111940000033) Rayhan Daffa Alhafish (05111940000227)  

Studi Kasus 4 - Elisitasi Kebutuhan (D)

  STUDI KASUS 4 : ELISITASI KEBUTUHAN.  MENTA merupakan sebuah aplikasi berbasis web yang bertujuan untuk  memberikan pelayanan dalam hal Kesehatan mental berupa konseling online.  Selain konseling online, aplikasi ini juga dapat membantu dengan menyuguhkan  artikel dan bacaan yang berhubungan dengan Kesehatan mental dan atau  penyembuhannya. Hal tersebut akan sangat membantu proses perawatan dan  penyembuhan gangguan mental lebih mudah untuk digapai semua masyarakat.  Pihak-pihak yang terlibat dalam aplikasi ini adalah terapis (psikolog), dan  pasien. Terapis dan pasien dapat bergabung dengan cara melakukan registrasi  secara online pada system. Sistem ini dibuat sebagai dukunhan terhadap penderita  Kesehatan mental maupun masyarakat awam untuk bisa mengambil Tindakan yang  preventif dan represif.  ABOUT ELISITASI KEBUTUHAN  Elisitasi kebutuhan adalah sekumpulan aktivitas yang ditujukan untuk menemukan kebutuhan suat...

Studi Kasus 5 - Business Requirement Airbnb (D)

  STUDI KASUS 5 : BUSINESS REQUIREMENT AIRBNB Airbnb merupakan bisnis yang mengusung konsep   sharing economy , yang menggunakan properti sebagai sarana. Bisa dibilang, konsep Airbnb tak jauh beda dengan Gojek. Bedanya, jikalau Gojek menggunakan kendaraan, Airbnb menggunakan properti yang bisa berbentuk ruang tamu, kamar, tempat kost, dan lain-lain, yang bisa disewa. Tidak hanya itu, bentuk bisnisnya juga tak jauh beda dengan aplikasi Gpjek, Grab, dan lain hal sebagainya. Umpama kita punya rumah kosong, dan ingin bergabung dengan bisnis Airbnb, kita bisa mendaftarkan rumah tersebut pada Airbnb. Setelah disetujui, sistem Airbnb akan menawarkan rumah kita pada orang-orang yang mungkin ingin menginap. Jika ada orang yang menginap di rumah yang kita sediakan, kita mendapatkan bayaran (ongkos sewa). Selanjutnya, jika Uber, Grab, maupun Go-Jek mendisrupsi sistem transportasi konvensional, Airbnb mendisrupsi sistem akomodasi yang ditopang oleh hotel atau penginapan konvensional....