Langsung ke konten utama

Studi Kasus 3 - Rekayasa Kebutuhan (D)

 

STUDI KASUS 3 : ANALISIS TEKNOLOGI MCAS PADA DOCUMENTARY DOWNFALL : A CASE AGAINST BOEING. 



Perkembangan teknologi dan industri saat ini membawa pengaruh yang cukup besar bagi kehidupan manusia terutama dalam dunia usaha zaman sekarang ini. Sesuai dengan kondisi saat ini pula semakin banyaknya usaha besar maupun usaha kecil berdampak pada persaingan yang ketat antar perusahaan baik sejenis maupun tidak. Salah satu bidang yang cukup banyak berkembang di Indonesia, yaitu pada bidang Transportasi. Hal ini dapat dilihat dalam sejarah transportasi di Indonesia. Zaman dahulu orang melakukan kegiatan perpindahan dari satu tempat ketempat lain hanya mengandalkan dengan jalan kaki, menggunakan hewan dan kendaraan sederhana guna membantu  mengangkut barang. Setelah berabad-abad adanya perkembangan teknologi pada semua bidang sangatlah berpengaruh pada bidang Transportasi ini. Hal ini juga beriringan dengan penemuan yang cukup besar yang ditemukan oleh Wright Bersaudara pada tahun 1903 yaitu menemukan penerbangan pesawat pertama kali di dunia. 

Namun, perkembangan teknologi yang ditemukan pada bidang Transportasi khusunya pesawat tidaklah mulus begitu saja terdapat beberapa kecelakaan pesawat jatuh yang terjadi pada beberapa negara. Salah satu bukti kecelakaan pesawat yang menggucangkan dunia terungkap pada film dokumentari yang ada di Netflix yang berjudul Downfall : A Case Against Boeing. Dokumentari ini merupakan salah satu dokumentari yang menjelaskan bagaimana kecelakaan pesawat jatuh yang terjadi pada beberapa negara di tahun 2018. Berdasarkan dokumentari itu pula ditemukan beberapa kejanggalan yang ada terkait jatuh 2 pesawat dalam waktu 5 bulan singkatnya. Hal yang menjadi sebuah point penting yakni adanya sebuah sistem MCAS. Apakah sistem tersebut yang menjadi penyebab pesawat  Lion Air JT610 dan Ethopioan Airline ET320 jatuh dalam waktu yang singkat? 

LATAR BELAKANG MUNCULNYA SISTEM MCAS 

Sebelum membahas lebih dalam, alangkah baiknya kita sedikit membahas latar belakang sistem MCS itu muncul. Sebenarnya later belakang dicetuskannya Sistem MCAS pada Boeing 737 MAX ini dimaksudkan hanya untuk meniru perilaku pada pesawat seri generasi seblumnya, yakni Boeing 737 NG (Next Generation). Selama tes penerbangan MAX ini, Boeing menemukan bahwa posisi dan ukuran mesin yang lebih besar cenderung mendorong hidung pesawat ke atas manuver tertentu. Maka Boeing memutuskan untuk menggunakan Sistem MCAS untuk melawan kecenderungan tersebut, karena desain ulang struktural utama akan sangat mahal dan memakan waktu yang lama. Tujuan Boeing adalah agar MAX disertifikasi sebagai versi 737 lainnya, yang akan menarik maskapai penerbangan untuk pengurangan biaya pelatihan pilot. Administrasi Penerbangan Federal atau Federal Aviation Administration (FAA), menyetujui permintaan Boeing untuk menghapus deskripsi MCAS dari manual pesawat, yang membuat pilot tidak mengetahui sistem tersebut saat pesawat mulai beroperasi pada tahun 2017.

APA ITU MCAS 


Setelah membahas latar belakang munculnya MCAS, selanjutnya kita akan bahas sebenarnya apa itu MCAS? MCAS adalah fitur yang baru ada di pesawat Boeing 737-8 (MAX) untuk memperbaiki karakteristik angguk, yaitu pergerakan pada bidang vertikal pesawat pada kondisi flap up, manual flight tanpa auto pilot, dan AOA tinggi. Sistem Augmentasi Karakteristik Manuver adalah program stabilisasi penerbangan yang dikembangkan oleh Boeing yaitu Fitur otomatisasi yang dimaksud adalah Maneuvering Characteristics Augmentation System (MCAS). Fitur ini bekerja secara otomatis, meski pesawat terbang manual (autopilot mati) dan sistem ini MCAS Sistem ini akan aktif saat, Angle of attack besar, Autopilot off, Flap (sirip tambahan di sayap) tidak menjulur keluar, berbelok terlalu tajam (miring). 

Lalu mengapa MCAS menjadi sasaran utama menjadi penyebab 2 pesawat itu jatuh pada waktu yang berdekatan? Sebelum menjawab pertanyaan itu ada baiknya kita sedikit membahas jatuhnya 2 pesawt tersebut. Pada tanggal 29 Oktober 2018, Insiden Lion Air terjadi, pesawat 737 MAX 8 jatuh pada perairan laut Jawa setelah 13 menit lepas landas. keseluruhan 189 penumpang dan kru dinyatakan tewas, insiden ini adalah insiden pertama pesawat Boeing 737-MAX. Selang 5 bulan tepatnya tanggal 10 Maret 2019 insiden melibatkan pesawat model ini terjadi lagi pada Ethiopian Airlines setelah 6 menit lepas landas. Semua 149 penumpang dan 8 kru tewas pada tempat padahal pesawat tersebut pada waktu itu baru berumur 4 bulan. The Guardian melaporkan "Penerbangan memiliki kecepatan vertikal yang tidak stabil setelah lepas landas", berdasarkan tweet dari layanan pelacakan penerbangan Flightradar24. 

KELEMAHAN SISTEM MCAS

Untuk dapat menjawab pertanyaan mengapa MCAS menjadi sasaran utama yang menjadi penyebab 2 pesawat itu jatuh pada waktu yang berdekatan adalah terdapatnya sebuah kelemahan pada sistem ini adalah, sistem hanya mensyaratkan data dari salah satu AOA Sensor saja untuk dapat mengaktifkan MCAS, sedangkan sistem seharusnya butuh data dan peletakan derajat yang sama dari kedua sensor (kanan dan kiri) untuk mendapatkan tingkat akurasi yang lebih tinggi sebelum bisa mengaktifkan Sistem MCAS ini. Oleh karena itulah hal ini bisa terjadi, karena kesalahan utama dan yang paling fatal dianggap terjadi pada tata letak AOA Sensor, yang mengalami kegagalan/malfungsi, dan memberikan false warning atau data yang salah ke Sistem MCAS, dan membuat MCAS aktif. Sehingga pada saat sensor menyala, maka pesawat akan mengikuti pedoman sistem/sistem kerja dari MCAS itu sendiri.

Selain itu, MCAS hanya membaca satu sensor saja, yakni Angle of Attack, dan langsung mengambil tindakan tanpa mengecek data lainnya. Jika pada sensor tersebut terjadi malfungsi, maka MCAS akan membaca data yang salah dan dapat mengakibatkan kecelakaan seperti kasus pesawat Lion Air JT610 yang telah dibahas diatas. Oleh sebab itu, sistem perlu dilakukan penyempurnaan lagi, agar tidak terjadi kesalahan fatal seperti ini yang menjadi boomerang bagi maskapai sendiri, pilot, dan pihak yang bersangkutan. Ditambah lagi Sistem ini hanya membaca pada sensoe saja itu the-angle-of-attack sensor. Jika sistem itu terjadi malfungsi maka teknologi MCAS akan membaca data yang salah dan dapat mengakibatkan kecelakaan.

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN 

Functional Requirements: 


  1. Menormalkan kondisi angle stabilizer pesawat dengan menggerakan ke atas
  2. Menurunkan hidung pesawat untuk mereduksi risiko stalling
  3. Mengaktivasi sistem secara otomatis apabila identifikasi angle of attack besar, flap tidak menjulur keluar, dan berbelok terlalu tajam. 
  4. Melakukan deaktivasi saat dioverride dengan manual trim, atau angle of attack mengecil

Non-Functional Requirements: 

  1. Reliability : Critical failure time dari MCAS harus sangat minim, dan operasi dari penggunaan MCAS harus stabil. 
  2. Usability: Pilot harus bisa memahami dan menavigasi sistem control MCAS dengan mudah, dan dapat melakukan prediksi terhadap cara penggunaan fitur apabila masih belum memahami secara penuh. 
  3. Availability : MCAS harus tersedia selama 24/7 selama pesawat sedang dalam pengoperasian, dan dapat teraktivasi secara otomatis apabila dibutuhkan.
  4. Training & Documentation: Pilot yang akan mengoperasikan pesawat harus memiliki training yang diajarkan kepada mereka untuk dapat menggunakan pesawat yang menggunakan sistem MCAS. 
  5. Policy and Regulatory: perlu adanya penyesuaian sistem kontrol MCAS dengan regulatory dari FAA (Federal Aviation Administration) 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Studi Kasus 2 - Rekayasa Kebutuhan (D)

STUDI KASUS 2 : ANALISIS SKPL  EXISTING SYSTEM INFORMATION Berdasarkan kondisi dan perkembangan teknologi pada zaman sekarang, banyak manusia yang sudah tidak asing lagi untuk menggunakan teknologi dalam melakukan pembelian yang dilakukan secara  online.  Tidak hanya itu, efek yang dirasakan oleh pada warga khususnya Indonesia yang merasakan kesulitan dalam secara ekonomi dikarenakan kondisi saat ini. Salah satunya adalah Cokies Dessert, sebuah usaha UMKM milik seorang mahasiswa jurusan Agribisnis Universitas Brawijaya yang membuka usaha di tengah kondisi COVID-19 saat ini. Oleh karena itu, terbentuklah sebuah sistem yang akan membantu pemilik untuk dapat memperluas usaha tersebut yang akan digunakan untuk mempermudah pelanggan dalam melakukan pembelian kue-kue kering tersebut. Selain itu juga dapat digunakan untuk mempermudah dalam pengaturan stok produk ataupun pemantauan transaksi pembelian. Sistem tersebut bernama SICODE atau Sistem Informasi Penjualan Cokies Dessert yang dimana s

STUDI KASUS 9 - Rekayasa Kebutuhan (D)

STUDI KASUS 9 : BUSINESS OBJECT MODEL (BOM) DAN FEATURE TREE LOKET.COM  LOKET.COM  merupakan sebuah platform penjualan tiket dengan menggunakan Ticketing Management System (TMS) teknologi unggul dalam mendukung seluruh penyelenggara event mulai dari distribusi dan manajement tiket, hingga penyediaan laporan analisa event di akhir acara. Berdasarkan website LOKET.COM, aplikasi ini   memiliki beberapa teknologi yang dapat digunakan untuk memfasilatasi penyelenggara event dalam setiap tahap persiapan dan penyelenggaran sebuah event, beberapa teknologi tersebut antara lain:  Sistem pembayaran yang beragam dan aan sehingga memberikan kemudahan kepada calon pembeli, untuk mendapatkan konversi yang lebih tinggi.  Distrubutor tiket terlengkap yang telah bekerja sama dengan LOKET untuk menjual tiket penyelenggara sebuah event. Terdapat sebuah Gate Managemnt yang paling aman dan nyaman untuk akses saat event berlangsung. Sehingga, event dengan jumlah penonton yang besar dapat ditangani dengan m

Studi Kasus 6 - Rekayasa Kebutuhan (D)

STUDI KASUS 6 RK D : BRD AIRBNB BUSINESS REQUIREMENT DOCUMENT (BRD)  DOCUMENT  Dokumen ini dibuat merupakan untuk memenuhi tugas Rekayasa Kebutuhan D yang dibuat oleh:  Julietta Anastasia Robiah Br Panjaitan (05111940000033) Rayhan Daffa Alhafish (05111940000227)